Friday 31 July 2015

For boy nineteen





                                  


                            




 Hari itu entah hari apa , ketika aku iseng membuka social media facebook dipromo tambah temannya ada facebook seorang cowok dengan foto profil kayak habis tidur . dan iseng pula aku menambahkan dia sebagai teman. beberapa hari kemudian dia mengkonfirmasi permintaan pertemananku. aku mengirimnya kata kata tfc (thanks for confirmasi). nah sama dia dibales, abis gitu kita sama-sama memperkenalkan diri. dia cowok berusia 19 tahun kuliah di salah satu universitas negri di malang jurusan akuntansi. dari perkenalan itu kita semakin akrab.


Ketika asik chatting , dia nanyak nomer ya aku agak jail sih minta nomer apa? rumah, absen apa hape. terus dibales “ yah hape lah cantik lagian buat apa aku minta absenmu aneh-aneh aja “ . habis gitu aku kasih deh nomer hpku. kita smsan tiap hari meskipun isinya sama. lagi apa? uda makan? setelahnya rahasia haha :D

Setiap hari smsan membuatku sedikit ada rasa sama dia walaupun belum bertatap muka . cinta itu aneh sekali , dia bisa muncul tanpa melihat dan rasanya pun melebihi ketika ku bertemu dengannya . aku akan mendefinisikan cowok 19 tahun itu untukku dia selalu membuatku gelisah ketika dia tak mengabariku lewat sms , dia selalu memberiku semangat belajar , semenjak dia berada dikehidupanku dia dia seperti menyuntikkan rasa baru dalam kehidupanku .

Suatu malam ketika kita bersmsan ria , dia bertanya sedikit ragu “kamu ini nganggap aku apa ?” tanyanya . dengan enteng aku menjawab “entah , yang jelas bisa dirasakan tak bisa dikatakan” . lalu dia membalas “haha puitis kamu”. aku nggak puitis hanya menyampaikan yang aku rasakan aja .                                                                                                        

malam berganti pagi dan seterusnya kita  tetap bersms ria .











Share:

Thursday 30 July 2015

Karena Hujan.

- Source Image: www.suggestkeyword.com


Hujan. entahlah, aku sama sekali tidak suka dengan hujan. langit dengan awan gelap sama sekali bukan hal yang indah. tetapi banyak orang yang bilang hujan itu romantis. dan aku berpikir, "romantis darimananya?". persepsi orang kan berbeda-beda. ada yang suka dan tidak, aku termasuk yang enggak itu pasti.

Dan disini di gedung berlantai 8 aku sedang menerawang hujan dari balik kaca kantorku. aku melirik jalanan basah karena air hujan. hujannya deras sekali aku menunggunya sudah 2 jam disini. airmataku tidak berhenti mengalir. sudah kubilang aku tidak suka hujan. hujan turun saja aku menangis. apalagi jika ditambah dengan aksesoris hujan seperti petir, gemuruh dan angin itu akan membuatku ingin berteriak kencang. aku juga bingung kenapa bertahan di lantai ini sedari tadi. padahal disini tinggal aku sendiri dan di lobby mungkin masih ada beberapa orang yang menunggu hujan mereda. aku bangkit lalu menghapus air mataku dan kubawa tas jinjing kesukaanku.

sekarang aku di lobby gedung masih banyak orang ternyata. aku duduk di bawah lantai seperti orang meratapi nasib. 1 jam di lobby membuatku ingin pulang saja. menunggu hujan reda di saat awan masih menghitam itu harapan kosong. dan aku merasa ada seseorang yang sedari tadi melirik ke arahku. langsung saja aku berkeringat padahal masih hujan deras…
Share: